Pada tulisan sebelumnya,
penulis telah menulis bagaimana kerja generator DC, saat ini penulis mencoba
menjelaskan tentang motor DC. Saat kecil kita mengenal tamiya atau mungkin
memainkannya. Kata yang sangat familiar yang berhubungan dengan tamiya adalah “Dinamo”
sebagai penggeraknya.
Motor DC merupakan perangkat
kerja mekanis yang dapat digunakan pada banyak macam kerja. Kebanyakan
perangkat kerja mekanis bergantung kepada motor DC sebagai tenaga penggeraknya.
Kecepatan dan arah putar motor DC lebih mudah dikendalikan.
Motor DC merupakan mesin
listrik pengubah energi listrik menjadi energi gerak mekanik dengan suplai dari
tegangan dari sumber arus searah (seperti: aki).
Prinsip
Kerja
Jika arus listrik searah dilewatkan
pada suatu konduktor, maka akan timbul medan magnet di sekitar konduktor. Arah
medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor. Medan magnet yang
membawa arus mengelilingi konduktor dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1. Aliran arus pada magnet
Untuk menentukan arah garis
fluks di sekitar konduktor, bisa memakai Aturan Genggaman Tangan Kanan (gambar
2). Gambar diatas menunjukkan medan magnet yang terbentuk di sekitar konduktor
berubah arah karena bentuk U. Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah
konduktor jika ada arus mengalir pada konduktor tersebut.
Gambar 2. Aturan tangan kanan
Pengoperasian motor DC didasarkan pada :
1. Prinsip utama dari Motor DC yaitu aliran
arus yang melintas sepanjang kawat armatur menyebabkan armatur menjadi magnet.
Kutub armatur terpicu menjadi kutub medan yang melawan polaritasnya, sehingga menyebabkan
armatur berputar.
Konstruksi dari motor DC hampir serupa dengan
generator DC, baik segi fisik maupun elektriknya. Bahkan nyataannya ,
kebanyakan generator DC dapat dijadikan sebagai motor DC. Kumparan medan pada
motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan armatur/rotor (bagian
yang berputar). Motor Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama untuk
dapat berputar sebagai berikut.
Bagian Atau Komponen Utama Motor DC:
1. Kutub medan.
Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan.
Garis magnetik energi membesar melintasi ruang terbuka diantara kutub-kutub
dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat
satu atau lebih elektromagnet.
2. Armatur. Armatur yang
berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk
kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk
oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi.
3. Commutator.
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk
transmisi arus antara armatur dan sumber daya.
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai
pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor ini
dapat dikendalikan dengan mengatur:
1. Tegangan armatur– meningkatkan tegangan armatur
akan meningkatkan kecepatan
2. Arus medan – menurunkan arus medan akan
meningkatkan kecepatan.
Hubungan antara kecepatan,
flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut:
Gaya
Elektromagnetik (E)
E=
K ɸ N
Torsi
E=
K ɸ Ia
Dimana:
E
=gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ
= flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N
= kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T
= torque electromagnetik
Ia
= arus dinamo
K
= konstanta persamaan
Komutasi
pada motor DC
Komutasi/ penggantian pada
motor DC yaitu proses pembalikan arus armatur pada saat itu juga ketika kutub
yang berbeda dan medan saling berhadapan, sehingga membalikkan polaritas dari
medan armatur tersebut. Saat kutub dari armatur sama maka terjadi tolak menolak
sehingga menimbulkan perputaran dari armatur.
Gambar 3. Komutasi pada motor
Saat kawat-kawat armatur
memotong medan fluk magnet, maka akan timbul counter-electromotive force
(c-emf). C-emf ini melawan tegangan yang diberikan pada motor, dan membatari
aliran arus armatur.
Gambar 4. Reaksi garis Fluks
Lingkaran bertanda A dan B
merupakan ujung konduktor yang dilengkungkan (looped conductor). Arus mengalir
masuk melalui ujung A dan keluar melalui ujung B. Medan konduktor A yang searah
jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di
bawah konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak ke atas untuk keluar dari
medan kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan arah jarum jam akan menambah
medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di atas konduktor. Konduktor
akan berusaha untuk bergerak turun agar keluar dari medan yang kuat tersebut.
Gaya-gaya tersebut akan membuat armatur berputar searah jarum jam.
Mekanisme
kerja untuk seluruh jenis motor secara umum :
·
Arus listrik dalam
medan magnet akan memberikan gaya.
·
Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan
menjadi sebuah lingkaran / loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan
medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
·
Pasangan gaya
menghasilkan tenaga putar / torque untuk memutar kumparan.
·
Motor-motor memiliki
beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam
dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut
kumparan medan.
Jenis-
jenis Motor DC
1. Motor DC sumber daya terpisah/
Separately Excited, Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka
disebut motor DC sumber daya terpisah/separately excited.
2.
Motor DC sumber daya sendiri/self exited, dibagi menjadi 3
macam:
a. Motor Seri,
Gulungan medan dihubungkan secara seri dengan
kumparan armatur. Kekuatan medan bervariasi sesuai dengan perubahan arus
armatur. Ketika kecepatannya dikurangi akibat beban, motor seri membangkitkan
torsi yang lebih besar. Torsi ini paling besar diantara tipe motor DC.
Kecepatannya sangat bervariasi antara beban penuh dan tanpa beban.
Pengoperasian tanpa beban pada mesin yang besar berbahaya. Dalam motor seri,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan gulungan armatur. Oleh
karena itu, arus medan sama dengan arus armatur.
Karakter
kecepatan dari motor DC tipe seri adalah :
·
Kecepatan dibatasi
pada 5000 RPM
·
Harus dihindarkan
menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa
terkendali.
Gambar 5. Rangkaian motor tipe seri
b.
Motor Shunt
Pada motor tipe shunt, gulungan medan listrik
dihubungkan secara paralel (shunt) pada kumparan armatur. Kekuatan medan
terpisah dari arus armatur. Kecepatan motor hanya berubah sedikit akibat
perubahan beban, dan torsinya lebih rendah diantara beberapa tipe motor DC.
Gambar 6. Rangkaian motor tipe shunt
c.
Motor Compound
Dimana seperangkat gulungan medan dihubungkan secara seri pada
armatur, dan seperangkat lainnya dihubungkan secara paralel. Karakteristik
kecepatan dan torsi motor ini merupakan kombinasi dari karakteristik yang
diinginkan dari kedua tipe motor seri dan shunt. Sehingga, motor kompon
memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil.
Gambar 7. rangkaian motor tipe compound
Pengendalian kecepatan dalam
motor DC dikelola dengan memvariasikan resistansi baik pada motor seri dengan
kawat medan, maupun motor seri dengan kawat armatur. Meningkatnya resistansi
sirkuit medan shunt menyebabkan meningkatnya kecepatan motor. Meningkatnya
resistansi sirkuit armatur menyebabkan menurunnya kecepatan motor.
Reaksi armatur merupakan distorsi dari medan utama pada
motor dengan medan armatur yang menyebabkan bidang netral bergeser pada arah
kebalikan dari putaran armatur. Pengimbangan kutub dan gulungan digunakan untuk
mereduksi efek dari reaksi armatur pada pengoperasian motor.
Pemulaian resistor
diperlukan karena resistansi DC dari armatur motor sangat rendah. Arus yang
berlebihan akan mengalir bila tegangan DC yang pertama diterapkan kecuali saat
arus dibatasi dalam beberapa cara. Penambahan resistansi pada tipe seri dengan
gulungan armatur mengurangi arus awalnya. Ini kemudian dapat dihilangkan
setelah c-emf sudah timbul
apa yang dimaksud tegangan armature dan arus medan?
BalasHapus