Transformator
atau biasa dikenal trafo MERUPAKAN PERANGKAT Elektris
yang memindah energi AC dari 1 sirkuit ke sirkuit lainnya dengan kopel
magnetis dari kumparan primer dan sekundernya.
Hal tersebut dapat dicapai melalui induksi bersama (M) antara dua
rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet. Nilai Koefisien
kopel dari transformator tergantung pada
bentuk dan ukuran kumparan, kedudukan relatif serta karakter inti dari kedua
kumparan tersebut. Salah satu idealnya transformator yaitu apabila seluruh
garis-garis fluk magnet yang diproduksi oleh komponen primer memotong komponen
sekundernya. Nilai Koefisien Kopel yang tinggi mempercepat transfer energi yang
terjadi.
Jika
salah satu kumparan dihubungkan dengan sumber tegangan AC, fluks AC timbul di
dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain menyebabkan atau
menimbulkan ggl (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai dengan induksi
elektromagnet) dari hukum faraday, Bila arus bolak balik mengalir pada
induktor, maka akan timbul gaya gerak listrik (ggl).
Gambar 1. Transformer Standar
Berdasarkan
hukum Faraday yang menyatakan magnitude dari electromotive force (emf)
proporsional terhadap perubahan fluks terhubung dan hukum Lenz yang
menyatakan arah dari emf berlawanan dengan arah fluks sebagai reaksi
perlawanan dari perubahan fluks tersebut didapatkan persaman:
Dimana:
e = emf sesaat (instantaneous
emf)
Ψ = fluks
terhubung (linked flux)
Dan pada
transformer ideal yang dieksitasi dengan sumber sinusoidal berlaku persamaan:
E = 4,44 ×Fm ×N.f
Dimana:
E= Tegangan
(rms)
N = jumlah
lilitan
Φm = fluks puncak
(peak flux)
f = frekuensi
dan persamaan:
Dikarenakan
pada transformer ideal seluruh mutual flux yang dihasilkan salah satu kumparan
akan diterima seutuhnya oleh kumparan yang lainnya tanpa adanya leakage flux
maupun loss lain misalnya berubah menjadi panas. Atas dasar inilah
didapatkan pula persamaan:
P1 =P2
V1.I1
= V2.I2
N1.I1
= N2.I2
Gambar 2. Grafik arus, tegangan dan fluks yang terjadi
Beberapa alasan
digunakannya transformer, antara lain :
1.
Tegangan yang dihasilkan sumber
tidak sesuai dengan tegangan pemakai,
2.
Biasanya sumber jauh dari pemakai
sehingga perlu tegangan tinggi (pada jaringan transmisi),dan
3.
Kebutuhan pemakai/beban
memerlukan tegangan yang bervariasi. Selain kapasitas daya, dalam pemilihan
transformator distribusi kita juga harus mengetahui:
a)
Bushing
Bushing
merupakan salah satu komponen pada transformator sebagai tempat penghubung
antara transformator dengan jaringan luar. Bushing terbuat dari porselin,
dimana porselin ini berfungsi sebagai penyekat antara konduktor (penghantar
yang bertegangan) dengan tangki transformator.
b)
Sistem Pendinginan
Dalam
memilih transformator kita harus mengetahui system pendinginan yang digunakan
transformator tersebut.
c)
Peralatan Proteksi
Transformator
distribusi yang digunakan harus memiliki peralatan proteksi.
d)
Indikator
Indikator
dalam transformator digunakan untuk mengetahui tinggi dari permukaan minyak dan
temperature / suhu minyak.
e)
Tap Changer
Tap
Changer adalah perubahan tegangan dari satu tegangan ke tegangan lain dilakukan
dalam keadaan tanpa beban (tegangan off) dan dilakukan secara manual melalui sebuah
tuas.
f)
Spesifikasi Teknis Transformator
Untuk
pemilihan transformator perlu melihat spesifikasi teknisnya, apakah transformator
tersebut Step Up atau transformator Step Down
Deskripsi kerja
transformator step down
Transformator
ini berfungsi untuk menaikkan tegangan misalnya dari 380 V pada sisi
primer menjadi
20 KV pada sisi sekunder.
Deskripsi kerja
transformator step up
Transformator
ini berfungsi untuk menurunkan tegangan misalnya dari 20 KV pada
sisi primer
menjadi 380 V pada sisi sekunder.
Transformator terdiri dari 2 lilitan dari
kawat yang terisolasi yang digulungkan pada corenya. Kumparan primer biasanya
digulung sesuai bentuk tertentu kemudian diisolasi dengan kain atau kertas. Kemudian
gulungan sekunder digulung di atas gulungan primer dan dibungkus isolasi.
Gulungan
kemudian dipasang ke inti transformator. Core (inti) punya beberapa bentuk dan
bahan. Bahan yang paling umum adalah udara, besi lunak, dan baja laminasi.
Jenis yang paling umum dari transformator adalah shell-core dan jenis
berlubang-core.
Gambar 3. Konstruksi Transformator Bentuk Shell-core
Ketika kumparan sekunder dihubungkan beban,
menyebabkan arus mengalir ke kumparan sekunder, terjadi penurunan medan magnet
sesaat. Kemudian kumparan primer menarik arus lebih banyak, dan memulihkan
medan magnet ke kondisi awal. Fase dari aliran arus pada sirkuit sekunder bergantung
pada fase tegangan yang melewati sirkuit primer. Jika kumparan sekunder dililit
dengan arah seperti kumparan sekunder, fasenya yang dihasilkan sama. Jika
pelilitannya dibalik, maka fasenya akan terbalik. Dalam skema gambar, ini
ditunjukkan dengan fase titik. Titik berarti kawat dari kumparan primer dan
skunder memiliki fasa yang sama. Tidak adanya fase titik pada skema berarti ada
pembalikan fase.
Gambar 4. Polaritas yang bergantung arah kumparan
Perbandingan putaran gulungan transformer ditentukan
dari perbandingan jumlaah putaran kawat pada kumparan primer dan sekunder. Misalnya
saja perbandingan putarannya 1:2 berarti putaran Kumparan sekunder dua kali
dari putaran kumparan primer. Sehingga tegangan yang melintas pada skunder dua
kali dari tegangan yang diberikan pada kumparan primer.
Gambar 5. Perbandingan tegangan dan putaran transformator
Perbandingan daya dan arus transformator
ditentukan oleh daya nyata yang dikirim ke kumparan sekunder selalu sama dengan
daya yang dikirim ke kumparan primer dikurangi dengan rugi-rugi transformator. Hal
ini diformulasikan dengan rumus:
Ps =PP-PL
Ps = Daya yang dikirim ke beban oleh kumparan sekunder
Pp= Dyaa yang dikirim ke kumparan primer
PL= daya yang hilang dalam transformator
Rugi-rugi Transformator
Transformator mempunyai beberapa rugi-rugi
yaitu rugi karena material tembaga yang dibuat sebagai kawat kumparan
(disebabkan oleh resistansi kawat) dan rugi magnetis (disebabkan oleh arus
pusar/eddy current).
1.
Rugi Arus Pusar (Eddy Current-Losses)
Arus
pusar adalah arus yang mengalir pada material inti karena tegangan yang diinduksi
oleh fluks. Arah pergerakan arus pusar adalah 90o terhadap arah
fluks
Gambar 6. Eddy Current Losses
Dengan
adanya resistansi dari material inti maka arus pusar dapat menimbulkan panas sehingga
mempengaruhi sifat fisik material inti tersebut bahkan hingga membuat
transformer terbakar. Untuk mengurangi efek arus pusar maka material inti harus
dibuat tipis dan dilaminasi sehingga dapat disusun hingga sesuai tebal yang
diperlukan. Rugi arus pusar dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
pe = ke . f
2 . t 2
. B2max
pe = Rugi arus
pusar [w/kg]
ke = Konstanta
material inti
f = frekuensi [Hz]
t = ketebalan
material [m]
Bmax = Nilai puncak
medan magnet [T]
2.
Rugi Hysterisis
Rugi
hysterisis terjadi karena respon yang lambat dari material inti. Hal ini
terjadi karena masih adanya medan magnetik residu yang bekerja pada material,
jadi saat arus eksitasi bernilai 0, fluks tidak serta merta berubah menjadi 0
namun perlahan-lahan menuju 0. Sebelum fluks mencapai nilai 0 arus sudah mulai
mengalir kembali atau dengan kata lain arus sudah bernilai tidak sama dengan 0
sehingga akan membangkitkan fluks kembali. Grafik hysterisis dapat dilihat pada
Gambar
Gambar 7. Grafik Rugi Histerisis
Untuk
mengurangi rugi ini, material inti dibuat dari besi lunak yang umum digunakan adalah
besi silikon. Besarnya rugi hysterisis dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
ph = kh f2 B n
max
dimana:
ph = Rugi arus
pusar [w/kg]
kh = Konstanta
material inti
f = frekuensi [Hz]
Bmax = Nilai puncak
medan magnet [T]
n = Nilai
eksponensial, tergantung material dan Bmax
Rugi hysteris
maupun rugi arus pusar bernilai tetap, tidak bergantung pada besarnya beban.
3.
Rugi Tembaga
Rugi
tembaga adalah rugi yang dihasilkan oleh konduktor/tembaga yang digunakan sebagai
bahan pembuat kumparan. Rugi ini diakibatkan oleh adanya resistansi bahan.
Nilai
resistansi
konduktor dapat dihitung dengan Persamaan:
Dimana:
R = Tahanan (Ohm)
ρ = Tahanan jenis
(Ohm.m)
l = Panjang (m)
A = Luas
penampang (m2)
Sedangkan untuk
menghitung kerugian tembaga itu sendiri dapat mempergunakan Persamaan
resistansi untuk sisi
primer dan Persamaan untuk sisi sekunder.
Pcp = Ip2 × Rp (untuk
primer)
Pcs = Ip2 × Rp (untuk skunder)
Pcp = Rugi konduktor
primer
Pcs = Rugi konduktor
sekunder
Ip = Arus pada
kumparan primer
Is = Arus pada
kumparan sekunder
Rp = Tahanan
kumparan primer, didapat dari Persamaan 2.11
Rs = Tahanan
kumparan sekunder, didapat dari Persamaan 2.11
Efisiensi
Transformator
Efisiensi
transformer adalah perbandingan antara daya output yang dihasilkan dibanding
dengan daya input masukannya.
Efisiensi = P in/ Pout x
100%
Macam-macam
Trafo
1. Trafo Radio
2. Trafo Pengukuran
2.1 Current
Transformer
2.2 Potential Transformer
2.3 Trafo Tenaga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar