Kebanyakan
sumber tenaga elektris yang digunakan dalam keseharian masyarakat adalah
listrik AC. Sebagai pembangkit utama yang menghasilkan daya elektris tersebut
adalah generator, atau biasa disebut alternator. Dari segi bentuk, generator
memiliki berbagai variasi ukuran tergantung dari beban yang akan disuplaynya.
Contoh saja, alternator dalam PLTA berbeda dengan alternator mobil. Dalam PLTA,
generator menghasilkan suplay daya hingga puluhan ribu Watt, sedangkan dalam
mobil, generator Cuma menghasilkan daya sampai 200 Watt dengan tegangan sebesar
12 Volt.
Beberapa
prinsip dan hukum mengenai generator AC akan disajikan kepada pembaca. Pada
dasarnya, generator AC serupa dengan generator DC (lihat penjelasan Generator
DC). Pembaca bisa mereview kembali pengetahuan tentang generator DC terlebih
dahulu untuk lebih memudahkan dalam pemahaman nantinya.
Generator AC mengubah energi mekanis
menjadi elektris (sama seperti Generator DC) melalui induksi elektromagnetik.
Bagian-bagiannya serupa dengan Generator DC, yaitu: kawat medean, armatur, slip
rings, dan Brush seperti pada gambar berikut.
Gambar 1. Bagian Generator AC
Gulungan Medan
(field winding), yaitu magnet-magnet penghasil medan magnet pada generator.
Medan magnet bisa diperoleh dari permanent magnet ataupun electromagnet. Kebanayakan
generator AC membangkitkan medan dari elektromagnet.
Armatur :
Merupakan kawat yang bisa bergerak memutar sepanjang medan magnet. Armatur pada generator AC memiliki slip
ring yang melekat pada ujung-ujung kumparannya. Ini yang mengubah
fungsi commutator pada armatur generator DC.
Slip Rings
ialah cincin logam yang menghubungkan ujung kumparan armatur dan digunakan
untuk menghubungkan tegangan induksi menuju brush dari generator. Saat armatur
berotasi di dalam medan magnet, tegangan dibangkitkan pada separuh dari
kumparan armatur. Voltase digambarkan dengan gelombang Sinus tiap sekali
siklusnya.
Gambar 2. Gelombang Sinus dari output tegangan AC
Dengan adanya Slip Ring pada AC
Generator, memungkinkan arus dan voltase keluarannya untuk berosilasi dengan
nilai positif dan negatif. Arus dan voltase osilasi tersebut membentuk
gelombang Sinus. Inilah bentuk tegangan listrik yang sehari-hari kita gunakan.
Brush pada generator AC merupakan kontak
geser yang menumpang pada slip ring dan digunakan untuk menghubungkan armatur ke
Sirkuit AC eksternal. Saat armatur
berotasi, tiap setengahnya memotong garis gaya magnet dengan kecepatan yang
sama. Kekuatan dari tegangan induksi pada 1 sisi dari armatur selalu sama
dengan kekuatan voltase induksi sisi lainnya.
Tiap separuh bagian armatur memotong garis gaya magnet dalam arah yang
berbeda. Saat armatur berotasi Searah jarum jam, Separuh kumparan yang bawah
memotong garis gaya magnet dari bawah menuju kek sebelah kiri, sementara
separuh kawat yang berada di atas memotong garis gaya magnet dari atas berputar
menuju samping kanan. Tegangan induksi pada 1 sisi kumparan berlawanan dengan
tegangan induksi di sisi lainnya. Tegangan pada kumparan bagian bawah kiri,
memungkinkan arus mengalir pada satu arah dan tegangan pada kumparan atas menyebabkan
arus mengalir pada arah sebaliknya. Teganan dan arus pada 2 arah yang berbeda
inilah yang disebut Tegangan AC.
Karena kedua
bagian kumparan terhubung dalam loop tertutup, maka tegangan menambahkan satu
sama lain. Hasilnya adalah total dari rotasi penuh armatur berupa dua kali teganan.
Total tegangan ini diperoleh pada brush yang terhubung dengan slip ring dan
diterapkan ke sirkuit eksternal.
Generator AC 1-Fasa
Generator
AC 1 Fase merupakan generator yang memiliki 2 pasang kumparan yang diletakkan
secara simetris diantar magnet-magnetnya dan dihubungkan secara seri. Generator
tersebut menyuplay daya sepanjang 1 kali putaran armatur dalam kumparan medan
magnet dan menghasikan 1 siklus AC.
Berikut
ini adalah ilustrasi bagaimana sebuah generator 1 fase menghasilkan gelombang
AC berbentuk sinus dalam 1 kali putaran (360°).
Gambar 3. Prinsip Generator 1 Fasa menghasilkan tegangan AC
Generator 2-Fasa
Generator 2
fasa didesain dengan 2 pasang kumparan kawat yang dipasang pada tiap posisi 90 º
antar kawat satu dengan lainnya.
Gambar 4. Konstruksi Generator 2 Fasa
Generator 3 Fasa
Prinsip generator 3 Fasa sama dengan
1 Fasa, tetapi terdapat 3 pasang posisi kumparan armaturnya dengan jarak 120 º
antara posisi satu dengan lainnya.
Berikut adalah ilustrasi dari
generator 3 fasa yang menunjukkan bagimana ketiga armaturnya memiliki jarak antar
fasa sebesar 120 º sehingga akan menghasilkan 3 output
tegangan pada fasa tersebut.
Gambar 5. Generator 3 Fasa
Generator 1 Fasa memiliki 2 kawat
yang menyediakan Daya untuk pembebanan yang dimaksudkan. Arus AC yang mengalir pada hubungan positif
negatifnya bertitik referensi pada 0 Volt. Karena Generator memiliki 3 pasang
armatur, jadi ada 6 kawat penyedia daya.
Ketika keenam kawat diambil dari
konstruksi rangkaian generator, keenamnya dihubungkan sehingga hanya 3 kawat
yang tampak untuk disambungkan ke tiga sirkuit armatur yang berbeda. 2 cara penyambungan
yang muncul yaitu, Delta dan Wye. Cara penyambungan ini menentukan
karakteristik elektris dari keluaran yang dihasilkan generator.
Gambar 6. Sambungan dalam Generator 3 Fasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar